Pengorbanan Dalam Persahabatan


Beberapa kata mutiara tentang makna seorang sahabat yang saya temukan saat browsing di
internet:
© Seorang sahabat selalu ada di sampingmu dalam suka dan duka. Dalam saat-saat
bahagia atau penuh ketakutan. Selalu menyenangkan dan selalu ceria. Dan ikatan di antara
sahabat akan senantiasa abadi. (Harmony Davis, 14 tahun)
© Seorang sahabat tidak akan membiarkanmu merusak diri sendiri. Senantiasa punya
waktu untuk mendengarkan masalah-masalahmu dan memberikan nasihat terbaik. Bisa
bersikap terbuka dan apa adanya di dekatmu. Tidak merasa segan menerima saranmu. Tidak
akan pernah mencoret namamu. (Danielle Fishel)
© Seorang sahabat akan tahu apa yang ingin kau katakan, meski kau tidak
mengucapkannya. Memahami perasaanmu, meski kau sendiri tak bisa memahaminya. Akan
selalu memaafkanmu, biasanya sebelum kau sendiri bisa memaafkan dirimu. (Sarah Bennett,
13 tahun)
Kata-kata mutiaranya begitu indah. Coba mari kita renungkan, apakah benar kata-kata mutiara
itu? Apakah benar seorang sahabat selalu ada di sampingmu dalam suka dan duka? Apa
memang benar seorang sahabat selalu punya waktu untuk mendengarkan masalah-masalahmu
dan memberikan nasihat terbaik? Apa benar yang orang bilang kalau sahabat itu cermin bagi
diri kita, rujukan tempat kita mengekspresikan diri?

Sahabat itu seperti tubuh. Bila salah satu bagian tubuh kita sakit, maka yang lain akan merasa
sakit. Misalnya kalau kaki kita terantuk batu, pasti bibir akan refleks menyerukan kata “aduh!”,
tangan langsung mengusap dan mengobatinya. Tanpa diminta dan tanpa disuruh. Begitu juga
seorang sahabat. Dia akan punya kesadaran diri kalau sahabatnya sedang dalam kesulitan dan
itu dilakukan atas dasar keikhlasan bukan paksaan apalagi pamrih. Seperti tubuh kita yang
sakit tadi. Apa memang benar seperti itu? Apa kamu pernah melakukannya untuk sahabat
kamu?
Berkorban itu memang tidak mudah, tapi apabila dilakukan dengan penuh cinta dan kasih dan
ketulusan semuanya itu akan mudah. Bilang sayang, bilang cinta itu mudah tapi
mengaplikasikannya dengan tulus belum tentu semua orang setuju kalau itu mudah. Berkorban
perasaan demi sahabatmu ketika apa yang dia lakukan tidak sesuai dengan hatimu dan kamu
tetap tersenyum bermakna bahwa kamu mengerti karakter dia seperti itu, berkorban waktu
ketika dia butuh kamu, berkorban tenaga ketika dia meminta bantuan kepadamu. Semuanya itu
kamu lakukan karena kamu menganggapnya sebagai sahabat. Karena kamu sayang pada
sahabatmu.
Apabila semua itu berbalik, Bagaimana perasaanmu? Ternyata apa yang kamu korbankan, apa
yang kamu lakukan ternyata dimatanya biasa saja dan tidak berarti. Dia tidak menganggapmu
sebagai sahabatnya lagi karena dia sudah punya teman baru atau punya pacar, sehingga dia
melupakanmu. Apakah kamu masih tetap menganggapnya sahabat? Apakah kamu masih mau
berkorban untukknya? Pertanyaan yang cukup sulit dijawab bukan? Atau dengan mudahnya
kamu menjawab ‘TIDAK. Saya tidak akan menganggapnya sahabat lagi?’.
Ketika kamu menjawab ‘TIDAK’, berarti kamu tidak tulus sayang padanya dan menganggapnya
sahabat. Sudah lupakah kamu akan persahabatan yang telah kalian jalani? Tidak mungkin
kamu menganggapnya sebagai sahabat kalau tidak ada kenangan yang pernah kalian jalani.
Yang perlu diingat adalah, sahabat yang baik itu adalah sahabat yang tetap dengan tangan
terbuka menerima sahabatnya meskipun dia pernah melupakanmu
, karena sahabat yang baik tidak mengharapkan pamrih. Melakukan yang baik buat orang lain
tidak pernah akan sia-sia, apalagi buat sahabatmu. Kebaikan pasti akan selalu berbuah yang
manis.
Jadi, jika kamu saat ini sedang bertengkar dengan sahabatmu, ataupun sedang bermasalah dengan sahabatmu, atau dia melupakanmu karena orang lain, datangilah dia. Minta maaf
meskipun kamu tidak merasa salah. Bisikkan padanya bahwa kamu menganggapnya sahabat.
Perbaikilah hubungan kamu yang sudah renggang dengan sahabatmu. Mencari orang untuk
menjadi sahabat tidaklah mudah. Maka jagalah selalu hubungan kamu dengan sahabat kamu.
Tetap sayangilah sahabatmu, karena dia adalah orang yang berharga yang tidak pernah lekang
oleh waktu. (Monicha Ria Bestari / muda-fashion.com)

Enter your email address:

dapatkan artikel terbaru dari kamiNews

0 komentar:

Posting Komentar